BEST PRACTICE LULUS KULIAH S3 TEPAT WAKTU

BEST PRACTICE LULUS KULIAH S3 TEPAT WAKTU

By: Dr. Evy Ratnasari Ekawati, S.Si., M.Si. (Google Scholar)

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMAHA Sidoarjo

 

Assalamualaikum Wr. Wb.

Tulisan ini saya buat untuk sekedar membagikan pengalaman saat menempuh studi S3. Selama perjalanan untuk memperoleh gelar doktoral, tidak jarang para mahasiswa menemui kendala yang bisa berujung pada kegagalan. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah tujuan dari kuliah S3 terlebih dahulu. Adapun tujuannya adalah untuk memahami dan menyelami mekanisme ilmiah yang tepat, sehingga lulusan doctoral harus mempunyai batasan masalahdan mampu melakukan penyelesaian masalah tersebut dengan tepat sasaran.

Saya merupakan salah satu alumni Program doctoral by research di Universitas Airlangga yang alhamdulillah berhasil lulus dalam waktu 3 tahun (6 semester) dengan predikat kelulusan dengan pujian (a.k.a cumlaude), tanpa ada maksud menyombongkan diri, pada tulisan kali ini membagikan best practiceuntuk bisa lulus kuliah program doctoral dengan tepat waktu.

Motovasi diri dan Kegigihan

Selama kuliah program doctoral, tantangan terbesar adalah menghilangnya motivasi diri di tengah perjalanan kuliah. Hal tersebut muncul pada saat mahasiswa/i program doctoral mulai masuk pada tahap pengajuan draft proposal disertasi. Why?? Hal ini disebabkan mahasiswa/i merasa seakan-akan melangkah sendiri dan mulai menemui beberapa kendala. Ibarat olah raga, kuliah program doctoral ini pun memerlukan strategi dan energi yang tepat dan sesuai untuk bisa mencapai garis finish, BUKAN hanya sekedar mengandalkan gaya dan banyak bicara.

Selan itu, sebagai mahasiswa wajib mempunyai manajemen waktu yang baik, terlebih lagi kebanyakan mahasiswa program doctoral juga disibukkan dengan pekerjaannya. Harus ada kemauan dari diri sendiri untuk menyeimbangkan antara jadwal pekerjaan serta disertasi yang harus dituntaskan.

Selama proses penyusunan disertasi, ada 1 hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh mahasiswa, yaitu mencari dan membaca artikel ilmiah yang sesuai dengan topik penelitiannya. Tips untuk mempersingkat waktu dalam membaca bayak artikel adalah bacalah hanya bagian abstrak, latar belakang penlitian, metode analisis dan kesimpulan. Hal tersebut dapat membantu mempermudah mengumpulkan landasan teori.

Sudut Pandang

Pilihlah topik disertasi yang sesuai dengan bidang keilmuan yang kita  tekuni. Jangan sampai memilih topik disertasi yang tidak kita pahami atau tidak sesuai dengan bidang yang ditekuni. Hal tersebut akan menjadi batu sandungan buat kita sendiri nantinya, dan tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan mahasiswa program doctoral gagal lulus.

Selain itu beberapa komponen pendukung harus kita penuhi, diantaranya kemampuan IT, statistik, dan Bahasa Inggris. Pada saat kita memasuki program doctoral, maka kita berada di dalam lingkaran kalangan profesional dengan pengetahuan yang luas dan jam terbang tinggi. Sehingga solusi untuk disertasi yang kita tulis harus disampaikan dengan hasil analisis yang tidak bisa dipisahkan dari IT dan statistic. Bahasa Inggris akan menjadi Bahasa pengantar utama yang akan sering kita temui, diantaranya saat mengikuti International Conferencedan juga saat mencari sumber untuk penyusunan latar belakang dan landasan teori pendukung penelitian.

Hal yang tidak kalah penting adalah jaringan. Bentuk sinergi dengan teman perkuliahan, para peneliti, dan instansi yang terkait dengan penelitian kita dapat membantu proses pengumpulan data yang dibutuhkan Ketika penyusunan disertasi.

Pelaksanaan

Teknik penulisan disertasi juga perlu diperhatikan, karena hal tersebut juga merupakan salah satu penentu keberhasilan kita selama perkuliahan program doctoral. Meskipun kita telah berhasil merumuskan masalah utama penelitian dan menemukan solusi dari masalah tersebut, disertasi akan dinilai kurang baik apabila informasi yang kita sajikan tidak ditulis dengan penataan bahasa yang baik dan benar.

Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah publikasi. Setiap kita sudah menyelesaikan 1 atau 2 tahapan penelitian kita, langsung lanjutkan dengan menulis artikel untuk menyajikan hasil penelitian kita. Artikel tersebut nantinya akan kita publikasikan sebagai bentuk luaran dari penelitian kita. Jadi intinya adalah JANGAN MALAS MENULIS ARTIKEL.

Promotor dan co-promotor

Penulisan disertasi S3 memiliki perbedaan mendasar antara skripsi S1 dan thesis S2. Perbedaan tersebut terletak pada kemandirian kita sebagai penulis naskah disertasi. Promotor dan co-promotor bagi mahasiswa program doctoral, lebih terkesan “tidak campur tangan” selama tahapan penulisan disertasi. Namun hal tersebut tidak berarti kita bisa mengesampingkan bantuan dan masukan dari promotor dan co-promotor. Beliau-beliau ini yang akan menilai topik dan pokok pikiran yang diangkat dalam disertasi kita apakah sudah layak, cukup atau bahkan tidak layak.

Saran dari saya, mahasiswa S3 harus lebih rajin menjalin komunikasi dengan promotor dan co-promotor. Ungkapkan kendala-kendala selama proses penulisan disertasi untuk mendiskusikan jalan keluarnya. Pihak promotor dan co-promotor akan memberikan perspektif luar yang yang dapat memperbaiki isi disertasi.

Jangan terlena !!!

Terakhir, ini sangat penting, yaitu jangan terlena oleh waktu. Jangan berpikir utuk menunda apa yang harus kita kerjakan untuk menyelesaikan tiap tahapan penelitian kita. Kalau bisa kita lakukan hari ini, maka lakukan, karena selama berjalanannya penelitian nanti kita pasti akan bertemu dengan bnyak kendala yang tentunya bisa memperpanjang masa penelitian kita dan tentunya hal tersebut dapat memperlama masa studi kita.

Sekian corat-coret berbagi best practicesuntuk lulus S3 tepat waktu dari saya. Semoga bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi teman-teman sejawat dosen yang saat ini sedang menempuh program doctoral. Semoga dapat lulus tepat waktu dan sukses Selalu

Wassalamualaikum Wr. Wb.