SEKALI BELAJAR UNTUK SELAMANYA

SEKALI BELAJAR UNTUK SELAMANYA

Oleh:  Gempur Santoso (Google Sholar)

(Dosen Ergonomi K-3 Teknik Industri UMAHA Sidoarjo)

 

Sekali belajar sampai bisa, selamanya pasti bisa. Kecuali lama tak melakukan kadang menjadi lupa. Seperti belajar sholat sampai bisa, selamanya pasti bisa. Akan lupa kalau lama tak sholat. Kalau belajar lagi tidaklah sulit sebab pernah bisa.

Jadi, bisa melakukan kebenaran itu tak akan lupa kalau istiqomah dipakai/melakukan. Positif. Dalam bahasa psikologi, namanya “adaptif” terhadap sesuatu yang benar.

Kalau adaptif pada sesuatu yang salah. Negatif. Tentu akan merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain.

Bagaimana dengan proposal ???. Proposal penelitian atau juga proposal pengabdian masyarakat. Kalau belajar membuat proposal yang benar, bisa. Selamanya pun akan bisa membuatnya. Apalagi pernah dapat hibah kompetisi. Akan makin rajin (sregep). Sebaliknya, kalau tidak pernah belajar membuat proposal. Selamanya pun tak akan pernah bisa. Kecuali sekadar “jiplak” atau “ndandakno” atau sekadar “ganti nama” milik orang lain. Kalau “curang” adaptif, terjadilah hidup sekadar “kamuflase” semata. Tidak sebenarnya.

Belajar ilmu dan bisa. Itu haya satu kali untuk dipakai selamanya. Selama mampu hidup. Hanya satu kali belajar, jelas ringan bahkan sangat ringan. Cuma satu kali belajar. Sebaliknya, sekali tidak bisa, selamanya hidup pun tidak bisa. Justru yang menjadi sulit itu yang sok bisa. Repot bin ribet.

Dengan ringan belajar sampai bisa satu kali saja untuk selamanya. Tentu, kita harus sregep belajar apa saja. Belajar ilmu apa saja sampai bisa.

Pasti untung. Belajar ilmu sampai bisa hanya satu kali untuk selama hidup. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT, terjemahan bebas: “Allah SWT akan meningkatkan derajat seseorang karena ilmunya”. Selamat belajar apa saja. Sampai bisa.

Semoga sehat semua…aamiin yra.

(GeSa)