Proses Pembuatan Pupuk Cair untuk Mengurangi Limbah Kelompok KKN UMAHA 2024 Dusun Segodo.

Tarik, 5 Agustus 2024 – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Maarif Hasyim Latif (Umaha) yang bertugas di Dusun Segodo telah melaksanakan program inovatif dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah rumah tangga. Program tersebut adalah pembuatan pupuk cair organik dari limbah rumah tangga, yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan sekaligus memberikan manfaat bagi pertanian lokal.

Proses pembuatan pupuk cair ini cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Berikut adalah langkah-langkah yang diajarkan oleh mahasiswa KKN Umaha kepada warga Dusun Segodo:

  1. Pengumpulan Limbah Organik

Warga diminta untuk mengumpulkan limbah rumah tangga yang bersifat organik, seperti sisa sayuran, kulit buah, daun-daunan, dan sisa makanan. Limbah ini menjadi bahan utama dalam pembuatan pupuk cair.

  1. Fermentasi Limbah

Limbah organik yang telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam wadah besar, seperti ember atau tong, yang memiliki penutup. Kemudian, ditambahkan air secukupnya hingga semua limbah terendam. Untuk mempercepat proses fermentasi, dapat ditambahkan cairan fermentasi lain yang dapat dibeli di toko pertanian.

  1. Pengadukan Secara Berkala

Wadah yang berisi limbah dan air tersebut diaduk secara berkala setiap 2-3 hari sekali untuk memastikan proses fermentasi berjalan dengan baik. Proses fermentasi ini biasanya memakan waktu sekitar 2-4 minggu.

  1. Penyaringan Pupuk Cair

Setelah proses fermentasi selesai, limbah yang ada di dalam wadah akan berubah menjadi cairan berwarna cokelat kehitaman dengan aroma yang khas. Cairan ini kemudian disaring menggunakan kain atau saringan halus untuk memisahkan ampas dari pupuk cair yang dihasilkan.

  1. Penyimpanan dan Penggunaan

Pupuk cair yang telah disaring dapat langsung digunakan atau disimpan dalam botol atau jerigen tertutup.

{Manfaat dan Harapan Program}

Program ini mendapatkan respon positif dari warga Dusun Segodo, karena selain membantu mengurangi jumlah limbah rumah tangga, juga memberikan solusi yang ramah lingkungan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.

Ketua kelompok KKN Umaha, Isma Alaikal Fajri, mengungkapkan bahwa program ini adalah bagian dari upaya untuk mengenalkan konsep pertanian organik kepada masyarakat. “Kami berharap program ini bisa menjadi kebiasaan yang berkelanjutan di Dusun Segodo, sehingga masyarakat tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga bisa memproduksi pupuk sendiri secara mandiri.”

Dengan berjalannya program ini, diharapkan Dusun Segodo dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola limbah rumah tangga secara produktif dan berkelanjutan.