Perubahan Paradigma Bisnis: Mahasiswa KKN Umaha Sebagai Agensi Transformasi Digital

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, mahasiswa KKN Kelompok 5 KH Idham Chalid dari Universitas Ma’arif Hasyim Latif (Umaha) Sidoarjo memberikan sumbangsih dalam meramaikan kembali perekonomian lokal. Caranya melalui revitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).Bertempat di Desa Sawocangkring, Sidoarjo, selama Agustus, mereka berhasil menghidupkan kembali semangat dan keberlanjutan usaha mikro dengan kreativitas dan teknologi.

Di bawah bimbingan Dosen Lilla Puji Lestari S.Pd, M.Si, kelompok mahasiswa tersebut berhasil mengangkat dua UMKM lokal menjadi sorotan digital. Usaha mikro di bidang kerajinan Blangkon Pacul Gowang milik Abdul Rosyid dan Baju Adat Ma’ruf Sawocangkring berhasil menjajaki dunia digital. Melalui pembuatan website serta kehadiran di berbagai platform e-commerce populer.

Lilla menjelaskan, kontribusi mereka tak hanya terbatas pada peluncuran online. Mahasiswa juga mendukung peningkatan produksi dengan memberikan satu set mesin jahit lockstitch dan satu set mesin obras, serta etalase produk jadi. Pemahaman mengenai legalitas usaha juga menjadi fokus, di mana para mahasiswa turut berperan dalam memberikan pendampingan dan mengurus penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB).

“Sekaligus memberikan panduan untuk penggunaan Online Single Submission (OSS),” katanya.

Tak hanya itu, para mahasiswa juga memikirkan cara agar UMKM lebih dikenal di lingkungan sekitar. Mereka merancang plakat papan nama, banner, stempel, dan kartu nama UMKM. Langkah ini bertujuan untuk mempermudah akses bagi calon konsumen yang ingin mengunjungi tempat usaha.

Serah terima kontribusi yang dilakukan oleh mahasiswa ini mendapatkan perhatian dari pemerintah desa Sawocangkring Sidoarjo dan perwakilan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMAHA.

Kepala Seksi Pemerintahan Desa Sawocangkring Abi Haris mengungkapkan kepuasannya terhadap mahasiswa KKN UMAHA yang telah aktif dan sopan dalam berinteraksi dengan warga desa. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dusun setempat yaitu Achmad Yasak. Dia yang selama ini berkomunikasi dan membimbing aktif para mahasiswa KKN tersebut.

Abdul Rosyid menjelaskan, usahanya telah turun temurun sejak 1970. Yang kemudian sedikit demi sedikit berkembang. Dengan segala hambatan-hambatannya dilalui.

Dia kemudian berhasil memproduksi untuk tengkulak-tengkulak di beberapa daerah. Sebelum pandemi Covid-19, usaha tersebut masih terus bertahan. Namun dengan manajemen tradisional.
Pandemi pun mengubah segalanya. Modal yang tercurah pada produk jadi di tengkulak tidak bisa ditarik lagi.

“Bahkan hilang karena para tengkulak juga gulung tikar, ada yang sampai lari,” ujarnya.

Hal itu yang membuat usaha Abdul terjun bebas dan kemudian hanya bertahan dengan menangani orderan-oderan kecil yang bersifat insidental. Demikian juga yang terjadi pada produk Baju Adat milik Ma’ruf.

Perwakilan UMKM pun tak kalah antusias. Pemilik UMKM merasa berterimakasih dan semangat kembali setelah berdiskusi dengan mahasiswa KKN UMAHA. Dimana sebelumnya mereka merasa sangat drop usahanya dan seakan-akan putus asa karena banyak modal yang hilang saat pandemi Covid-19.

Pendampingan dari para mahasiswa tersebut sangat memberi inspirasi. Terutama dalam dunia digital dan merupakan suntikan andrenalin untuk bergairah kembali menjadi antusias dalam bangun mengembangkan usaha di era pasca pandemi.

Dalam pernyataannya, Ma’ruf dan Abdul Rosyid sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN UMAHA atas dukungan mereka. “Ini memberi kami semangat baru untuk terus berkarya dan berinovasi,” ucap Abdul.

Sumber:radarsidoarjo.jawapos.com